Bila
kita menilik kata Wali kelas dalam Kamus besar bahasa Indonesia :
wali1/wa·li/
-- kelas Dik guru yang diserahi tugas membina murid dalam satu kelas;
Memang sebagai orang tua
kita tidaklah bisa memilih siapa wali kelas anak-anak kita, lebih lanjutnya ini
seperti undian yang akan diberikan. Bila mendapatkan wali kelas yang memberikan
bukan hanya raganya tetapi jiwanya ke dalam kelasnya, maka kelas akan menjadi
lebih berwarna cerah atau vivid. Bukan
sekedar teori dalam pendidikan, tetapi sejatinya memang wali kelas berperan
penting dalam menciptakan suasana di kelas yang dipimpinnya.
Tetapi sebaliknya bila
fokus wali kelas terhadap hal lain yang ingin dicapainya maka raga tanpa jiwa
itu terlihat begitu nyata. Anak-anak kemudian menjadi korban atas pudarnya
warna dalam kelasnya, menjadi hitam dan putih.
Guru memang pasti punya
ambisi pribadi, karena guru memang haruslah terus berkembang dan berkarya. Saat
apa yang dirintis oleh guru tersebut menjadi keberhasilan maka tentu saja ini
adalah pencapaiannya bukan hanya sebagai guru tetapi juga sebagai manusia
dewasa yang berdaya guna.
Mari kita memposisikan
sebagai siswa dengan muatan pelajaran tematik disertai pelajaran madrasah. Maka
mereka akan menghadai tema per tema dengan sub-tema yang sangat padat. Butuh
kepiawaian guru penghantar materi tematik untuk mengkondisikan waktu yang tepat
dengan tidak adanya materi yang terlewat dari masing-masing tema hingga
sub-tema. Pasti ada ketidakpresisian karena banyak materi yang kadang sulit
untuk dipadu padankan menjadi pengajaran yang utuh.
Disinilah wali kelas
bisa berperan, beliau harus berkomunikasi baik dengan para pengampu ajar lain
untuk menghilangkan kesenjangan bahkan ketertinggalan baik materi ajar maupun
praktek yang harus dilakukan dalam tema atau sub-tema. Ketertinggalan informasi
dari tugas maupun tambahan pembahasan materi di kemudian waktu akan menjadi
beban bila tidak adanya penghantaran informasi yang baik dari guru pengampu
ajar mata pelajaran --- wali kelas --- siswa atau g uru pengampu ajar mata pelajaran --- siswa --- wali kelas.
Sebagai orang tua tentu
saja kita tidak bisa berlepas diri atas pengajaran putra-putri di sekolah, karena pengajaran bahkan pendidikan adalah
tindakan kolaborasi. Dengan semua kekurangan kita dalam waktu dan temu muka,
ketertinggalan informasi atas materi ajar maupun praktek adalah hal yang cukup
menjadi masalah dalam keterlibatan dalam proses kolaborasi pengajaran bahkan
pendidikan.
Orangtua masih layak
untuk berpengharapan bahwa setiap anak di sekolah mendapatkan porsi yang tepat
dari guru pengampu ajar dan juga pengarahan yang seusai dari wali kelas untuk
bisa berlayar bersama mengarungi padatnya ombak mata pelajaran dan praktek yang
harus dikerjakan dalam kurikulum tematik saat ini.
By Abu Hikam
No comments:
Post a Comment