Friday, October 7, 2011

Two Days in A Row

Kenapa harus menulis di awal minggu ??? 

Karena hari biasa pasti lupa menulis di blog. Alasan yang selalu dianggap biasa oleh para blogger pasif macam saya ini. Tapi setidaknya saya sudah mencoba untuk merutinkan menulis blog seperti saat ini saya lakukan. 

Dua hari di weekend berturut - turut kali ini dihabiskan dengan hal - hal berbau 'pernikahan'. Kenapa demikian ? Karena hari Sabtunya, datang ke acara pengajian bersama anak - anak yatim terkait acara pernikahan saudara (dalam urutan silsilah seharusnya Eyang saya, umurnya sendiri hanya terpaut dua bulan dengan usia saya - red). Hari Minggunya, mengantar teman dekat saya, seorang teman baik sejak jaman sekolah menengah dulu melamar pujaan hatinya. Banyak hal yang hampir sama terkait dua peristiwa ini, dua - duanya di arah Jakarta Timur (Satu di Jaka Sampurna, satunya di Jati Bening). 

SABTU,

Hal menarik di sini adalah banyak pelajaran yang bisa dipetik tentang pendidikan anak dan tentu saja pernikahan. Pendidikan luar negeri tidak menjamin bahwa seseorang bisa berhasil menata hidupnya dengan benar (dengan penilaian kategori orang gajian biasa). Pemberian kesempatan seorang anak perempuan untuk menjalani hidupnya sendiri seperti di dunia barat dalam usia awal harus disertai bekal pemantapan karakter di usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Sangat wajar saat seseorang banyak uang sehingga mampu untuk memberikan semua kebutuhan dan bahkan lebih jauhnya keinginan anaknya untuk dipenuhi. Akan tetapi selalu ingatlah bahwa hal ini akan menjadi bumerang untuk orang tua tersebut. 

Pernikahan adalah hal penting dan sakral. Keruntuhan dunia barat adalah kurangnya penghormatan makna pernikahan baik dalam bentuk pelaksanaan rukun dan juga persiapan dasar sebelum menikah. Tidak perlu pernikahan dengan pesta mewah dan tetek bengek ritual adat yang kadang mempersulit, tapi tidak juga melaksanakannya semau gue tanpa mempertimbangkan perasaan orang tua. 

Kali ini sedikit membahas tentang undangan (konteks hari sabtu), judul undangannya baiklah kita singkat menjadi "guide of tying knot". Dalam undangan terpampang beberapa gambar dengan keterangan di masing - masing gambar tersebut tentang makna sebuah hubungan dari awal pernikahan dan adaptasi hingga hidup pernikahan. Tetapi ini masih saja terlalu sulit dipahami. Untuk lebih mempermudah, saya coba untuk memperlihatkan undangan tersebut ke beberapa orang dengan umur yang mempunyai jangkauang berbeda. Hanya beberapa orang saja yang menyimpulkan bahwa undangan ini bermaksud menafsirkan bahwa tying knot == mengikat simpul == mengikat tali == tali pernikahan == menikah. He he he, entah apakah saya yang lama mengerti atau memang ini sulit (walau asumsi saya sudah didukung beberapa survey). 
Minggu,

Seorang teman meminta ditemani untuk acara lamaran di daerah Jati Bening. Terlalu banyak cerita persahabatan di antara kami, dan butuh satu posting sendiri soal itu. Menarik juga cerita cintanya karena mereka kenal satu sama lain belum genap 6 bulan. Sebelum berencana melamar Adinda pujaan hatinya ini, rekan ini pernah mempunyai hubungan yang cukup lama sebelumnya seorang gadis. Hampir 2 tahun lamanya, seingat saya pun sudah ada rencana untuk ke taraf yang lebih lanjut. Akan tetapi memang belumlah jodoh. Dan kini tiba saatnya untuk melamar seorang gadis sunda yang kediamannya di Jatibening.

Intinya dari weekend minggu ini adalah Hormati dan hargai orang tua, tetap sisipkan budaya timur dalam hatimu, agama adalah modal utama untuk menikah, saat kau sadari itu semua kau akan merasa bahwa segala sesuatu mudah karena Sang Maha Kasih selalu menaungi.


No comments:

Post a Comment